“ SEKILAS TENTANG BRYOPSIS ”
Created by Bayu Nur Fajrullah
KATA PENGANTAR
Buku ini ditulis dangan menekankan kepada pendekatan komunikasi dan keterampilan proses penalaran. Karena didalam buku ini tidak hanya disajikan uraian teorinya saja tetapi juga disertai penyajian gambar-gambar yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan.
Mudah-mudahan dengan kehadiran buku ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan mengenai Sistematika Tumbuhan Rendah serta membantu mempermudah pembelajaran mata kuliah Botani Cryptogamae. Dengan segala kerendahan hati penulis menginginkan agar kajian dalam buku ini sesuai dengan harapan kita semua.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan, semangat serta dukungannya selama proses penyusunan buku ini. Dan hanya kepada Allah sebesar-besarnya syukur yang dapat terucap. Tanpa kehendakNya segala sesuatu tak akan pernah terwujud.
Bandung, Desember 2006
Penulis,
Bayu Nur Fajrullah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . iii
BAB 1 PENDAHULUAN . . . . . . . 1
BAB II ALGA (GANGGANG) . . . . . . . 5
1. KLASIFIKASI . . . . . . . 6
BAB III CHLOROPHYTA
1. CIRI UMUM . . . . . . . 9
2. PERKEMBANGBIAKAN . . . . . . . 10
3. HABITAT . . . . . . . 11
BAB IV BRYOPSIS CORTICULANS
1. MORFOLOGI . . . . . . . 12
1.1. Struktur dan komposisi . . . . . . . 12
2. EKOLOGI . . . . . . . 15
2.1. Distribusi . . . . . . . 15
2.2. Interaksi antar organisme . . . . . . . 16
3. PERKEMBANGAN HIDUP . . . . . . . 17
3.1. Reproduksi seksual . . . . . . . 18
BAB V BRYOPSIS HYPNOIDES
1. CIRI UMUM . . . . . . . 22
1.1. Struktur utama . . . . . . . 23
2. HABITAT . . . . . . . 23
3. DISTRIBUSI . . . . . . . 24
4. EKOLOGI . . . . . . . 24
BAB VI BRYOPSIS PENNATA
1. CIRI UMUM . . . . . . . 26
1.1. Struktur utama . . . . . . . 28
2. HABITAT . . . . . . . 28
3. DISTRIBUSI . . . . . . . 28
4. EKOLOGI . . . . . . . 29
BAB VII BRYOPSIS PLUMOSA
1. CIRI UMUM . . . . . . . 31
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . 33
BAB I PENDAHULUAN
Byropsis adalah alga hijau berongga yang unik karena ia bersel satu (unicellular) tetapi memiliki beberapa inti (multinucleus). Biasanya, sebagian besar organisme bersel satu berukuran sangat kecil sekali mengacu kepada batasan fisiknya saat ia menyerap makanan atau pertukaran gas. Meskipun tidak memiliki dinding sel dalam thallusnya. Bryopsis dapat mengembangkan kemampuan khusus untuk mengatasi keterbatasan ukurannya sebagai organisme bersel satu.
Sampai saat ini masih menjadi perdebatan tentang ada dimana sebenarnya hirarki klasifikasi Alga. Banyak yang berargumentasi bahwa Alga harusnya berada dalam satu kingdom dengan Tumbuhan. Sekarang banyak orang yang menyangkal dan tidak mengklasifikasikannya kedalam kesemua kingdom namun memasukan alga antara tumbuhan dan hewan, yaitu untuk semua organisme yang mempunyai nukleus yang dipisahkan dari sitoplasma oleh membran (eukaryotic).
Kingdom : Protista
Divisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Bryopsidales
Famili : Bryopsidaceae
Genus : Bryopsis
Species : corticulans, hypnoides, pennata, plumose
Kingdom : Protista
Divisio : Chlorophyta
Famili : Bryopidaceae
Genus : Bryopsis
BAB II ALGA (GANGGANG)
Alga coklat – obat kanker dan sebagainya
Kelompok Cyanophyta – kesuburan tanah dan pertanian untuk menfiksasi N dari udara.
1. KLASIFIKASI
2. Cholorophyta
3. Chrysophyta
4. Phaeophyta
5. Rhodophyta
Smith (1955)
Divisio : Chlorophyta
I. Kelas : Chlorophyceae
1. Volvocales
2. Tetrasporales
3. Ulotrichales
4. Oedogoniales
5. Ulvales
6. Schizogoniales
7. Chlorococcales
8. Siphonales
9. Siphonocladales
10. Zignematales
II. Kelas : Charophyceae
1. Charales
Fritsch (1945)
I. Kelas : Chlorophyceae
1. Volvocales
2. Chlorococcales
3. Ulotrichales
4. Cladophorales
5. Chaetophorales
6. Oedogoniales
7. Conjugales
8. Siphonales
9.Charales
BAB III CHLOROPHYTA
1. CIRI UMUM
• Butir-butir pirenoid berfungsi dalam fotosintesis untuk menghasilkan amilum (Pati). Dalam pengamatan mikroskop, pirenoid tampak sebagai butiran yang memantulkan cahaya dan berada ditengah-tengah kloroplas.
• Sel-sel alga hijau sudah bersifat eukarion atau memiliki dinding nucleus. Tubuhnya ada yang bersel satu (Chlorella), berkoloni (Volvox), bersel banyak membentuk benang (Spirogyra), berbentuk lembaran (Ulva) dan ada yang serupa rumput (Chara).
2. PERKEMBANGBIAKAN
Beberapa alga hijau bersel satu yang dapat bergerak bebas dapat melakukan perkawinan dengan konjugasi membentuk zygospora, sedangkan perkembangan vegetatifnya dengan membentuk zoospore, misalnya pada Chlamydomonas.
• Golongan alga bersel banyak bentuk benang dan belum memiliki alat perkawinan, perkembangan vegetatif dengan fragmentasi tallusnya. Perkembangbiakan generatifnya konjugasi atau plasmogami (kawin plasma sel).
• Golongan Chlorophyceae bersel banyak yang sudah memiliki alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (oogonium), perkembangbiakan generatif dengan oogami (pembuahan sel telur oleh spermatozoid) terdapat pada alga Oedogonium. Bila anteridium dan oogonium terdapat dalam satu tallus maka disebut homothallus. Bila sebaliknya yaitu anteridium dan oogonium terpisah pada thallus yang berbeda, dinamakan heterothallus.
• Golongan alga hijau tingkat tinggi, dalam satu thallus dihasilkan anteridium (globul) dan oogonium (nukul), sehingga perkembangbiakan generatifnya adalah oogami. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan fragmentasi thallus.
3. HABITAT
BAB IV BRYOPSIS CORTICULANS
1. MORFOLOGI
1.1. Struktur dan Komposisi
Bryopsis corticulans memiliki warna hijau kehitaman dengan thallus bagian atasnya memiliki struktur sangat sederhana (telanjang) dan percabangan atasnya menyirip. Thallus Bryopsis ini memiliki vakuola yang melalui garis melintang di pusat thallus. Vakuola adalah membran yang dibatasi dan didukung oleh cytoskeleton dari aktin dan filamen mikrotubulus. Dengan begitu kloroplas dan organelnya dipaksa untuk bergerak di daerah sempit antara membran dan vakuola. Kita dapat melihat kloroplas dengan jelas di gambar dengan pembesaran 200X (kloroplas telah didorong keluar ke bagian yang sempit antara vakuola dan membran).
Bryopsis merupakan alga hijau, karena ia mempunyai butir hijau daun (klorofil a dan b) yang memberinya warna khas hijau. Seperti halnya beberapa pigmen yang mencakup karoten dan xantin. Selain warna hijau yang terdapat di dalamnya. Kloroplas memiliki phyrenoid. Meskipun fungsi dari phyrenoid belum jelas. Bryopsis memilki membrane eksternal yang sangat tipis yang tersusun dari pektin dan selulosa.
Morfologi khusus Bryopsis corticulans : “ Dapat menyembuhkan lukanya sendiri ”
Dikarenakan Bryopsis uniselluler, jika terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya maka bisa berakibat sangat fatal bagi keseluruhan selnya, contoh pada saat sel terpotong maka semua sitoplasmanya keluar dari sel tersebut. Suatu sel multiselluler bisa menempatkan luka itu pada satu atau beberapa sel, tetapi Bryopsis tidak memiliki pilihan seperti halnya organisme multiselluler. Beruntungnya, Bryopsis seperti anggota lain dalam familinya dapat menyusun dirinya ketika selnya rusak (robek, terpotong). Ketika membrannya robek maka factor (protein khusus, organel, dan kloroplas) pada bagian luka tersebut akan terkumpul lalu menutup diatasnya. Dalam 15-20 menit disekitar bagian luka itu terbentuk selaput penutup yang tersusundari polisakarida dan lipid. Lalu membran sel dan dinding sel yang selanjutnya terbentuk disekitar kumpulan itu. Proses ini terlihat seperti pada pembekuan darah pada manusia ketika terpotong.
2.1. Distribusi
2.2. Interaksi antar Organisme
Bryopsis corticulans bisa menjadi rumah bagi plankton yang sangat kecil seperti diatom, walaupun biasanya diatom ditemukan juga pada sebagian besar alga. Tidak hanya menjadi rumah untuk beberapa organisme, tapi juga hidup secara epifit pada alga coklat (Egregia). Epifit tidak mengambil keuntungan dari metabolisme inangnya. Bryopsis hanya menggunakan inangnya sebagai tempat untuk hidupnya, yang ditemukan hidup secara epifit hanya spesies dari bryopsis tropis pada alga coklat tropis. Belum diketahui pada spesies yang bukan tropis lainnya.
3. PERKEMBANGAN HIDUP
3.1. Reproduksi Seksual
Pada Byopsis, gametofit lebih besar ukurannya daripada sporofit dan hanya memiliki satu set kromosom yang haploid (I N). saat bereproduksi, kloroplas akan berkumpul pada pangkal caangnya karena itu pangkal percabangannya akan mulai membengkak, bentuk sumbat ini sangat efektif untuk menguraikan sitoplasma dicabang dalam thallus utana. Hal ini akan efektif untuk menutup transportasi dari kloroplas, nukleus dan organel tertentu dan memisahkan percabangannya. Lalu cabang khusus ini menjadi gametangia, tempat menghasilkan gamet (proses gametogenesis). Setiap gametangium akan menghasilkan salah satu gamet haploid (jantan atau betina). Gametangia jantan dan betina dihasilkan oleh induk yang sama (monoecius).
Bryopsis melakukan anisogami, artinya diproduksi gamet motil yang ukurannya tidak sama (gamet betina tiga kali lebih besar dibandingkan gamet jantan). Kedua gamet berbentuk seperti buah pir dan mempunyai dua flagella yang sama panjang. Gamet jantan mempunyai ukuran mitokondria yang sangat besar, yang mengisi sebagian besar volume sitoplasma, sedangkan gamet betina mempunyai ukuran mitokondria yang kecil dan sebuah kloplas yang besar dengan bintik mata didalamnya.
Untuk pembuahan diluar tubuh, gamet dikeluarkan kedalam air laut, karena bryopsis merupakan alga monoecious (kedua gametangia jantan dan betina dihasilkan oleh induk yang sama). Gamet jantan dan gamet betina dilepaskan pada waktu yang bersamaan dan sering pula terjadi pembuahan gametdari induk yang sama dihasilkan tumbuhan homothallus. Pembuahan gamet akan menghasilkan dua set kromosom zigot yang diploid (2 N) yang akan berkembang menjadi gametofit (makrothallus, 1N) yang kemudian terjadi pembelahan meiosis dan mitosis atau sporofit (mikrothallus, 2N).
Sporofitnya tidak terlihat seperti gametofit, tapi lebih seperti benang filament pada sel. Setelah itu terjadi pembelahan mitosis dan selanjutnya pembelahan meiosis, sporofit menghasilkan dan melepaskan banyak zoospora (spora yang memiliki flagella) yamg haploid dan akan berkembang menjadi gametofit baru (kira-kira sekitar 50% jantan dan 50% betina). Lalu siklus inipun akan dimulai lagi dari tahap awal.
1. CIRI UMUM
Bryopsis jenis ini memiliki system pertahanan.seperti pada caulepa taxifolia, genusnya menghasilkan pertahanan kimia yang berupa racun sehingga tidak dimakan oleh hewan herbivora. Oleh karena itu jika terjadi kondisi lingkungan yang demikian dapat mendukung cepatnya pertumbuhan spesies ini, sehingga kemungkinan hal ini yang menjadikannya lebih kompetitif dan dominan.
1.1. Struktur Utama
2. HABITAT
3. DISTRIBUSI
Diseluruh dunia distribusinya meliputi : Australia, Samudra Atlantik,laut Mediterania,laut Caribbean, laut hindia dan samudra Pasifik.
4. EKOLOGI
BAB VI BRYOPSIS PENNATA
1. CIRI UMUM
1.1. Struktur Utama
2. HABITAT
3. DISTRIBUSI
Di seluruh dunia distribusinya meliputi : Australia, Samudra Atlantik,laut Mediterania,laut Caribbean, laut hindia dan samudra Pasifik.
5. EKOLOGI
Bryopsis jenis ini memiliki system pertahanan. Seperti pada caulepa taxifolia, genusnya menghasilkan pertahanan kimia yang berupa racun sehingga tidak dimakan oleh hewan herbivora dan sangat mudah untuk bereproduksi secara vegetatif dari fragmen terkecilnya. Oleh karena itu jika terjadi kondisi lingkungan yang demikian dapat mendukung cepatnya pertumbuhan spesies ini, kemungkinan hal-hal tersebut yang menjadikannya lebih kompetitif dan dominan.
Bryopsis pennata terkenal sebagai suatu jenis ganggang hama di akuarium. Sering disebut sebagai pakis laut. Alga berbentuk bulu halus ini pada umumnya diperkenalkan ke aquarium sebagai alga yang hidup dibatu karang. Nutrisi yang kaya dalam aquarium menyediakan tempat yang sempurna dan merupakan faktor sangat mendukung cepatnya pertumbuhan dari Bryopsis pennata ini,oleh karena itu pengendalian terhadap habitatnya merupakan suatu tantangan tetap. Pertumbuhan yang tidak terkendali ini terjadi akibat nutrisi yang kaya di dalam aquarium dan tidak terdapatnya predator. Berdasarkan hal tersebut maka kondisi di dalam aquarium diharapkan serupa dengan habitatnya dibatu karang.
BAB VII BRYOPSIS PLUMOSA
1. CIRI UMUM
DAFTAR PUSTAKA
Smith GM. 1944. Marine Algae of the Monterey Peninsula California. Stanford, CA. Stanford University Press.
Gupta, J.S. 1981. Textbook of algae. New Delhi, Bombay, Calcutta. Oxford & IBH Publishing Co.
Web Pages
Virtual Herbarium. http://www.botany.hawaii.edu/reefalgae/greenskey.htm
http://images.google.co.id/images
Moga Bermanfaat buat Smua khususnya Adik kelasqu yang sedang mengontrak Botani Cryptogamae... Sebagai Contoh Peri Kehidupan aja! Yang bae-bae boleh di ambil n yang jeleknya ga usah di contoh! Key.... SEMANGAT!