Kromosom Y, bagian terbesar DNA yang membawa kode kelamin pria, telah kehilangan begitu banyak gen selama proses evolusi. Para ilmuwan memperkirakan kromosom ini akan benar-benar hilang dalam 10 juta tahun mendatang. Tapi, berdasarkan penelitian terbaru hal tersebut masih belum tentu benar.
Para peneliti menemukan, tidak ada gen yang hilang selama 6 juta tahun terakhir. "Hal ini menunjukkan bahwa kromosom memelihara dirinya dengan baik," kata peneliti David Page dari Whitehead Institute for Biomedical Research di Cambridge, Massachusetts.
Perhitungan matematis yang sudah ada menunjukkan bahwa tingkat penurunan gen melambat seiring berkembangnya kromosom, demikian laporan Page dan rekannya dalam jurnal Nature. Mereka menyatakan bahwa hal tersebut bertentangan dengan pendapat ’jurang kematian’ sebagaimana disebut Page yang menyatakan bahwa kromosom Y berangsur-angsur mati.
Kromosom Y pada manusia muncul sejak 300 juta tahun lalu dan terus mengalami degradasi menjadi kromosom yang lemah. Karena itu, kromosom-kromosom lainnya harus berjuang untuk bebas dari kerusakan DNA. Proses mutasi telah mematikan ratusan gen asli sehingga tidak lagi berguna. Kromosom Y sekarang hanya terdiri atas 27 gen saja.
Pada 2003, Page melaporkan bahwa kromosom Y modern yang muncul sekarang memiliki mekanisme khusus untuk memastikan setengah gen yang dimiliki bebas dari kerusakan. Tapi, ia mengatakan bahwa sejumlah ilmuwan tidak setuju dengan kesimpulannya. Oleh karena itu, makalah terbaru ini kemudian memfokuskan pada bagian kromosom Y, di mana gennya tidak dapat dipastikan untuk berfungsi.
Para peneliti membandingkan gen yang terdapat pada manusia dan simpanse. Manusia dan simpanse telah memiliki jalur evolusi yang berbeda sejak 6 juta tahun lalu sehingga para ilmuwan beralasan bahwa perbandingan ini akan menunjukkan gen-gen yang mati pada masing-masing spesies saat itu.
Yang mengejutkan, mereka menemukan 5 buah gen yang rusak pada kromosom simpanse tapi tidak satu pun ditemukan pada kromosom manusia. Hal inilah yang bertolak belakang dengan pendapat bahwa kromosom Y manusia mengalami kemunduran terus-menerus sehingga mungkin benar-benar hilang dalam 10 juta tahun.
Jennifer A. Marshall Graves dari Australian National University di Canberra, seorang peneliti gen yang berpendapat tentang kemunduran kromosom Y menyebut penelitian ini sangat menarik tapi tetap bukan berarti menolak anggapan bahwa Y terus melemah.
"Pertanyaan yang paling tepat adalah kapan, bukan apakah kromosom Y mati karena mungkin membutuhkan waktu yang lebih pendek daripada 10 juta tahun atau bahkan lebih lama," katanya
"Kromosom Y telah hilang pada beberapa hewan dan tidak ada alasan untuk berharap hal tersebut tidak terjadi pada manusia," lanjutnya. Menurutnya, jika hal tersebut terjadi pada manusia, kromosom lain mungkin akan mengambil peran untuk menentukan jenis kelamin manusia.
http://www. kompascybermedia.com