Saat kita sedang ditimpa musibah, cobaan, ujian, dan azab Allah, berupa rasa kehilangan, kesedihan dan keputus-asaan. Hadapilah dengan kesabaran, hal tersebut membuat kita dapat berpikir lebih jernih dalam ngintrospeksi diri atas kesalahan yang mungkin kita perbuat, tidak lagi banyak mengeluh, dan bisa mengambil hikmah kehidupan.
(Sumber gambar : itcommunity.web.id)
Dengan keikhlasan, hati kita menjadi lapang dan tentram, menghilangkan sakit hati, kesal, iri dan dengki, senang akan kebahagiaan orang lain, ikut bersedih saat melihat orang tertimpa musibah, bukan sebaliknya.
Kadang kitapun sering lupa bahwa hakikatnya kita hanya manusia yang sering melakukan kesalahan. Terbuai dengan kesenangan duniawi, hingga lupa bahwa ajal kita semakin dekat. Takutkah kita jika belum cukup mempersiapkan segala sesuatu untuk bekal di akhirat kelak. Kita bahkan lebih takut dicaci oleh sesama manusia, kenapa belum mapan dan sukses, belum bisa membeli motor, mobil, tanah, rumah, emas berlian, tabungan dan deposito.
Karena kekayaan harta itu bersifat relatif, sehingga tidak dapat diukur dengan kuantitas, jika kita melihat si A sebagai orang kaya, temannya belum tentu berpikir hal yang sama, karena mungkin saja temannya lebih kaya dari kita yang melihat si A. begitulah sifat kita, tidak akan pernah puas. “Selagi ada kesempatan menjadi kaya, sikaaaaat pren, hehe”
Saat Allah memberikan kebahagiaan di dunia, tiada kekurangan sesuatu apapun, kita merasa Allah begitu memudahkan jalan-Nya, disaat yang sama pula Diapun memberikan ujian, akankah kita kita bersyukur akan karunia-Nya dengan tidak menyombongkan diri, tidak lupa bersedekah, menolong orang yang kesusahan, dll. Ataukah kita menjadi kufur akan semua nikmat-Nya, merasa bahwa semua hal yang dicapai saat ini adalah hasil kerja keras dirinya semata.
Coba tegok tetangga kita yang hidup serba kekurangan, ia pun bekerja keras, ia pun ulet berusaha, tapi Allah belum sama memberikan takdir-Nya. Apakah hal tersebut adil menurutmu? Mungkin kita merasa tidak adil tapi percayalah bahwa Allah Maha Adil, Dia tahu hal yang terbaik untuk hambanya, Jika ada yang ditakdirkan menjadi kaya, Allah pasti meminta pertanggung-jawaban hambanya, kemanakah harta kekayaannya dipergunakan. Saat ia ditakdirkan menjadi miskin, Allah tidak akan mempertanyakan kemana hartanya dipergunakan, dan hal itu mempermudah jalannya ke surga.
Kesuksesan dunia bisa dilihat manusia, tapi kesuksesan akhirat tidak ada yang bisa memprediksi. Right!
Berbaik sangka ”it’s called by possitive thingking“
Semoga saat kita terlalu jauh menyimpang dari jalan Allah, Dia tidak pernah bosan menyentil dan mengingatkan agar kita kembali ke jalan-Nya. Amiiin ya robbal alamiin.
0 comments:
Posting Komentar