(sumber
gambar : comunityjoymusasi.blogspot.com)
Kejujuran
dan kebenaran merupakan hal yang sangat sulit didapatkan pada zaman sekarang,
bisa diibaratkan bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Walaupun
kejujuran dan kebenaran sukar dicari, tapi fitrah kita sebagai manusia menyukai
hal yang baik. Suka sama orang jujur. Tidak suka sama pembohong, Right?
Saya punya
pengalaman lucu bersama teman saya. Dia seorang mantan preman pasar, kini
bekerja menjadi trainer fitness, walaupun sudah tidak lagi menjadi preman
kadang kebiasaannya dulu tidak bisa hilang begitu saja, kadang ia masih suka
minum miras, sholat jarang ia lakukan, mungkin banyak hal-hal negatif lainnya.
Tapi suatu waktu, kami pernah ngobrol.
Kira-kira
percakapannya seperti ini :
Dia : “bay,
liat blackberry lu dong”
Saya : “nih”
Dia : “temen
lu cantik yaaa” *Sambil liat-liat contact list bbm saya
Saya : “yang
mana sih?“ *sambil memastikan orang yang di lihat temen saya.
Dia : “ini
yang pke jilbab”
Saya : “Gw
kirain lo doyannya sama yang seksi”
Dia : “klo
yang buat jadi istri mah gw lebih suka yang ini, yang seksi mah ga cocok buat
dinikahin tapi cuma dikawinin doang”
Saya :
“Jiaaaaah, dasar, cewek yang berjilbab itu mah dah nikah, dah punya suami”
Dia : “Yah
telat dong gw” hahaha
Setelah
sebelumnya dia sakit parah selama satu bulan karena terkena penyakit komplikasi
lever dan diabetes mellitus. Akhirnya teman saya meninggal. Dimata saya
dia adalah seorang teman yang baik, orang yang jujur, murah senyum, ga pernah
mengajak saya minum miras bareng, sebulan kemudian setelah dia meninggal, di
mimpi saya, dia kelihatan senang, ditanya apapun dia ga menjawab, cuma
tersenyum, mungkin dia cuma minta dibacakan surah yaasin, Semoga Allah telah mengampuni
dan menggugurkan semua dosa-dosa yang mungkin dia telah lakukan saat hidup.
Amiiin ya robbal alamiin.
Jika ingin
berteman, maka bertemanlah kepada siapapun, jangan takut, premankah ia, no problem. jika ada hal
negatif, jangan diikuti ambil sisi baik dan hikmahnya. Jangan pernah menilai
orang karena chasingnya
karena baik-buruknya seseorang bukan kita yang menilai, tapi Allah. Nanti saat
kita mati, baru tau hasilnya. ^_^
Kita mungkin
bukanlah seorang preman, pencuri, pelacur, tapi tidak ada seorangpun yang tahu,
lebih banyak mana dosa kita atau mereka?
Kadang orang
yang memiliki otak pintar lalu ilmunya dipergunakan dengan jalan yang salah,
akan dampaknya akan lebih luas dan besar. Boro-boro mau mendengarkan saran dan kritikan,
karena dirinyalah yang merasa paling pintar, paling benar, paling berkuasa.
Contohnya
seorang pencuri kotak amal masjid atau pejabat yang menjadi koruptor, sama-sama
mengambil harta orang lain, semuanya sama, sama-sama lagi khilaf, sama-sama
punya kesempatan pas ada duit didepan mata, cuma bedanya orang yang jadi
pencuri kotak amal masjid cuma digodain sama setan yang ijazah terakhirnya
sampai SLTA doang, mungkin kalau pejabat tinggi yang suka korupsi karena
digodain sama setan bergelar minimal S2 ada juga yang Doctor atau Professor,
atau setan yang dapet gelar kehormatan honoris causa, hehe tapi apesnya
pencuri kotak amal masjid digebukin sampai mati, pejabat yang korupsi
mah punya kuasa, dipenjara cuma beberapa bulan dan mendapatkan perlakuan khusus
dan fasilitas mewah. Kan ada selogan “Yang bayar, Yang dilayani” hehe.
(sumber gambar : devilspice.com)
Kesimpulannya
singkat dan padat :
Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yng beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS Ali Imran : 110)
Semakin kita
merasa lebih baik dari orang lain, entah karena lebih kaya, lebih lebih pintar,
lebih soleh, lebih sukses, lebih dari apapun. Sehingga kita jadi merasa sombong
dan di saat itulah setan menutup mata hati kita dengan bisikannya. Kita jadi
malu menerima kebenaran. malu untuk berkata jujur. malu melakukan hal yang baik
karena takut dibilang riya. Tapi kita tidak pernah malu lagi untuk berbuat
tidak baik, seakan semua hal buruk adalah hal yang biasa kita lakukan.
Jika kita
senang mengkritik orang, kitapun harusnya senang saat orang lain memberikan
kritik dan saran kepada kita. Sudah seharusnya saling mengingatkan kepada
kebaikan. jika kita melakukan kesalahan lalu diberikan kritik dan saran, hal
tersebut adalah hal yang wajar
Penulis
mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. karena manusia adalah tempatnya
salah dan dosa. Right?
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk (QS. Ali Imran : 103)
(sumber gambar : purplenote.wordpress.com)
Yuk Kita tutup dengan doa, tolong di aminin yaa
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi'aladdinika
wa'ala tho'atika
"Wahai dzat yang membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu"
Ya Allah, kami sering berbohong hanya untuk meninggikan derajat
kami diantara sesama manusia, tapi sesungguhnya Engkaulah yang akan menilai
kami nanti, setelah kami mati. Sesungguhnya tidaklah berguna manusia menganggap
kami baik. tapi akhirnya kami menjadi penghuni neraka-Mu. Naudzubillah min
dzalik.
Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. maafkanlah semua
kesalahan kami, kekhilafan kami, ketidakberdayaan kami dalam mencari
keridho-anMu sehingga banyak menyimpang dari jalan-Mu.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami kian bertambah dan terus
menggunung setiap hari. Terimalah Taubat kami ya Robbi.
Ya Allah kuatkanlah iman kami terhadap-Mu, luruskanlah lisan kami
dalam berkata jujur dan benar.
Ya Allah dengan belas-kasih-Mu. Jadikanlah kami penghuni syurga
karena amal kami tidaklah cukup untuk memasukinya.
- Amin ya robbal alamiin.
0 comments:
Posting Komentar